TAMU yang sekedar MAMPIR


Tak ada yang tau esok hari kita akan seperti apa, esok hari kita akan apa, dan esok hari kita harus apa. Bisa jadi hari ini kita begitu dekat, esok hari sudah terjauhkan. Bisa jadi hari ini kita saling sapa esok hari sudah lupa.
Sebenarnya mustahil jika hari ini kita bertegur sapa, esok hari dipaksa untuk lupa. Tapi bukan berarti mustahil bagiku akan mustahil juga bagimu. Mengingat kamu yang begitu mudahnya bertamu tanpa permisi, lantas pergi seenak hati.
Yaa, mungkin letak kesalahannya memang ada pada diriku, membiarkan pintu terbuka, tapi tak dijaga. Lalu menerima tamu tanpa mencari tahu, apa sebenarnya yang ia tuju ?!
Sedang aku malah begitu asiknya meladeni basa-basi hingga hati ikut lari tanpa memikirkan diri lagi. Sampai-sampai aku lupa, diawal kamu adalah tamu.
Dan aku keliru ketika menganggap tamu akan menetap. Namanya juga tamu, engga mungkin tamu mampir cuma diem aja, pasti akan ada basa-basi nya. Engga mungkin juga tamu bakal menetap, pasti bakal pergi, entah itu pergi untuk pulang atau mampir ketempat lain.

Sekarang singkatnya begini, sebenarnya aku menolak untuk kecewa, meski itu yang sedang ku rasa. Dan sekarang ku sadar, manusia yang kemarin sekedar mampir dalam hidupku, hanya menganggapku tidak labih dari aku menganggapnya selama ini.
Mungkin bayangan yang selama ini dicari-cari tidak ada dalam diriku, mungkin bukan aku kebutuhannya. Dan kamu yang aku pikir akan menetap ternyata cuma harap. Dan memang aku yang besar kepala karena terlalu hebat menciptakan harap.
Sudah, cukup. Sekarang kembali lagi, pikirkan tentang hari esok.




Pukul 15:05

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAGAIMANA BAIKNYA ?

Kau hanya ilusi

Ada Rumpang